Cara Meruqyah Diri Sendiri
Alamat : Griya Ruqyah Al Hanif
Perumnas BKP Blok J No. 51, Bukit Kemiling Permai, Kemiling,
Kota Bandar Lampung, Lampung 35152 [ HP/WA: 0823-1168-5474 ]
📌 Rute/Google Map ke Lokasi:📌
https://maps.google.com/?cid=17805589829172112925
🕘 Waktu : 🕣
Jika tidak ada jadwal keluar InsyaAllah Kami buka layanan terapi ruqyah setiap hari,
dari jam 09.00 sd jam 20.30 WIB
Konfirmasi Sebelum datang Ke Lokasi Melalui HP/WA: 0823-1168-5474(Ust.Giri)
Coba tanyakanlah pada diri sendiri Apakah Anda Sering merasa malas ibadah? Shalat dan baca quran enggan, hubungan suami istri malas, antar anggota keluarga sering bertengkar, waspadailah gangguan jin di dalam rumah dan dalam diri kita sendiri! Efek gangguan jin ini sangat banyak, termasuk juga dalam bidang kesehatan, misalnya badan selalu terasa tidak enak.
Salah satu pengobatan yang diajarkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada umatnya adalah ruqyah (jampi) dengan membaca ayat, doa dan dzikir tertentu. Ruqyah bukan hanya untuk penyakit mental, tetapi juga penyakit fisik
Ruqyah termasuk bagian dari doa. Hanya saja, umumnya dalam bentuk memohon perlindungan dari gangguan sesuatu yang tidak diinginkan. Baik penyakit batin atau fisik.
Apakah ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah).
Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya.
Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”. (Shahih Muslim, 14/185, kitab As Salam, bab Istihbab Ar Ruqyah Minal ‘Ain Wan Namlah).
Penting melakukan ruqyah untuk diri sendiri dan lingkungan rumah kita. Caranya pun sama sekali tidak sulit, sangat sederhana, bisa dilakukan setiap malam sebelum tidur.
Ibnul Atsir mengatakan,
والرقية : العوذة التي يرقى بها صاحب الآفة كالحمى والصرع وغير ذلك من الآفات
Ruqyah adalah doa memohon perlindungan, yang dibacakan untuk orang yang sedang sakit, seperti demam, kerasukan, atau penyakit lainnya. (an-Nihayah fi Gharib al-Atsar, 2/254)
Karena itu, kalimat yang dibaca dalam ruqyah sifatnya khusus. Sementara doa lebih umum, mencakup semua bentuk permohonan.
al-Qarrafi mengatakan,
والرقى ألفاظ خاصة يحدث عندها الشفاء من الأسقام و الأدواء والأسباب المهلكة
Ruqyah adalah lafadz khusus yang diucapkan dengan niat mengucapkannya untuk kesembuhan dari penyakit, dan segala sebab yang merusak. (Aunul Ma’bud, 10/264)
Karena itu, prinsip dari ruqyah adalah membaca ayat al-Quran atau doa-doa dari hadis, dengan niat untuk melindungi diri dari penyakit dalam diri kita, baik fisik maupun non fisik. Di sinilah kita bisa membedakan antara ruqyah dengan membaca al-Quran biasa. Bacaan al-Quran bisa menjadi ruqyah, jika diniatkan untuk ruyah.
Dan kondisi hati sangat menentukan kekuatan ruqyah. Semakin tinggi tawakkal seseorang ketika meruyah, semakin besar peluang untuk dikabulkan oleh Allah. Karena itu, sebelum melakukan ruqyah, orang perlu menyiapkan suasana hati yang baik. Tanamkan tawakkal kepada Allah, dan perbesar husnudzan (berbaik sangka) bahwa Allah akan menyembuhkannya.
Bagaimana cara meruqyah diri sendiri?
Ada beberapa adab yang bisa anda lakukan ketika hendak meruqyah,
- Berwudhu terlebih dahulu, karena ketika membaca kalimat thayibah, dianjurkan dalam keadaan suci.
- Baca ayat al-Quran yang sering digunakan untuk ruqyah, dengan niat ruqyah. Seperti ayat kursi, dua ayat terakhir surat al-Baqarah, atau surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas, atau ayat lainnya.
- Bisa juga dengan menggunakan doa yang pernah diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Bisa juga dengan mengusapkan tangan ke anggota tubuh yang bisa dijangkau, atau ke anggota tubuh yang sakit.
- Atau menggunakan media air. Caranya, kita membaca ayat-ayat ruqyah dengan mendekatkan segelas air bersih di mulut. Selesai baca, air diminum.
- Selanjutnya, tawakkal kepada Allah.
Beberapa Praktek Ruqyah diri Sendiri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita beberapa doa dan ruqyah yang bisa kita baca ketika sakit. Diantaranya,
1. Doa ketika ada bagian anggota tubuh yang sakit.
Caranya,
Letakkan tangan di bagian tubuh yang sakit
Baca “bismillah” 3 kali
Lanjutkan dengan membaca doa berikut 7 kali,
(A’uudzu bi ‘izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru )
“Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan.”
Dalilnya:
Dari Utsman bin Abil Ash radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau mengadukan rasa sakit di badannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhnya, “Letakkanlah tanganmu di atas tempat yang sakit dari tubuhmu,” lalu beliau ajarkan doa di atas. (HR. Muslim 5867 dan Ibnu Hibban 2964)
2. Ruqyah sebelum tidur
Gabungkan dua telapak tangan, lalu dibacakan surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas, lalu tiupkan ke kedua telapak tangan. Kemudian usapkan kedua telapak tangan itu ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan.
Kemudian diulang sampai tiga kali.
Ini berdasarkan hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, yang menceritakan kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelulm tidur. (HR. Bukhari 5017 dan Muslim 2192).
3. Ruqyah ketika terluka
Ambil ludah di ujung jari, kemudian letakkan di tanah, selanjutnya letakkan campuran ludah dan tanah ini di bagian yang luka, sambil membaca,
بِسْمِ اللَّهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
(Bismillah, turbatu ardhinaa bi riiqati ba’dhinaa, yusyfaa saqimuna bi idzni rabbinaa..)
“Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami.” (HR. Bukhari 5745 & Muslim 5848).
- Berwudhu dan pastikan pakaian serta tempat bersih dari najis
- Gabungkan dua telapak tangan, lalu dibacakan ayat-ayat ruqyah dari al Quran
Seperti: surat al Fatihah, ayat kursi, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas, masing-masing satu kali bacaan saja, lalu tiupkan ke kedua telapak tangan. Kemudian usapkan kedua telapak tangan itu ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan.
- Ulang bacaan dan gerakan kedua tangan mengusap seluruh tersebut hingga tiga kali.
Ini berdasarkan hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, yang menceritakan kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsebelulm tidur. (HR. Bukhari 5017 dan Muslim 2192).
- Menggunakan daun bidara untuk meruqyah rumah
Ambil daun bidara 7 helai atau kelipatannya, tumbuk halus atau blender, campurkan dengan seember air. Sambil diaduk dengan tangan, bacakan ayat-ayat ruqyah seperti di atas, kemudian pakai airnya untuk mandi sekeluarga. Bisa juga dijadikan sebagai air pel untuk membersihkan lantai rumah, pergunakan alat pel yang baru. Juga bisa disemprotkan ke dinding rumah.
“Nabi Shollallohu Alaihi Wa sallam pernah menemui kami sedangkan kami kala itu tengah memandikan puterinya (Zainab), lalu Beliau bersabda: ‘Mandikanlah dia tiga, lima, (atau tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu, maka pergunakan air dan daun bidara. (Ummu ‘Athiyyah berkata, ‘Dengan ganjil?’ Beliau bersabda, ‘Ya.’) dan buatlah di akhir mandinya itu tumbuhan kafur atau sedikit darinya.” (H.R. al Bukhori 3/99-104, Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi 2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85, 4076-4078)
- Menggunakan media air minum.
Pergunakan daun bidara, ambil 7 helai atau kelipatannya, tumbuk halus dan campurkan ke dalam air minum. Bacakan ayat-ayat ruqyah sama seperti di atas, lalu minumlah.
Praktikkanlah, semoga jin dan setan dalam bentuk jin yang mengganggu diri kita selama ini bisa ditaklukkan dan dimusnahkan dengan rajin meruqyah diri sendiri
Terkait cara meruqyah diri sendiri ini, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz mengatakan, jika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam merasakan sakit, beliau meniup kedua tangannya tiga kali dengan membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
Setiap selesai satu kali bacaan, beliau mengusap seluruh badannya ketika hendak tidur, yang dimulai dengan mengusap kepala, muka dan dadanya, sebagaimana yang diceritakan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha dalam hadits shahih.
Malaikat Jibril juga pernah meruqyah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika sakit dengan membacakan doa berikut ke dalam air,
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ كُلِّ شَرِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
“Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari segala kejahatan jiwa dan mata (ain) orang yang dengki, mudah-mudahan Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).
Doa ini dibaca sebanyak tiga kali. Inilah cara meruqyah yang disyariatkan dan juga bermanfaat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membacakan doa itu ke dalam air untuk Tsabit bin Qais Radhiyallahu Anhu dan memerintahkannya untuk mandi menggunakan air tersebut.
Keterangan ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Ath-Thibb (pengobatan) dengan sanad yang hasan.
Sementara itu, ada riwayat lainnya yang menerangkan macam-macam ruqyah yang dicontohkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Di antaranya adalah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah meruqyah sebagian shahabat yang sakit dengan membaca,
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اِشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Tuhan Yang Memelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah dia, Engkau-lah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikit pun.” (HR. Al-Bukhari).
Tata cara ruqyah yang benar untuk diri sendiri dan orang lain. Pengertian ruqyah atau ruqyah syar’iyah adalah praktek yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan orang lain boleh melakukannya berdasarkan beberapa hadits shahih. Singkatnya Ruqyah adalah pembacaan ayat-ayat Alqur’an atau berdo’a kepada Allah Swt dalam permohonan yang bertujuan untuk penyakit diri sendiri atau orang lain.
Penting cara meruqyah diri sendiri secara syar’i dan orang lain untuk mengikuti Aturan atau tata cara ruqyah yang benar yaitu dengan niat minta kesembuhan penyakit hanya dari Allah Swt. dengan bacaan yang dibenarkan sesuai dengan anjuran rasulullah Saw. Ruqyah menurut islam memiliki beberapa manfaat dan diantara manfaat ruqyah antara lain mengusir gangguan jin dan setan dan mengobati penyakit fisik maupun non fisik. Untuk lebih jelasnya tentang bagaimana tata cara ruqyah yang benar, apa saja bacaan ruqyah yang diperbolehkan, simak ulasannya dibawah ini.
Tata cara ruqyah yang benar
Cara meruqyah diri sendiri atau orang lain banyak tutorialnya di youtube, Anda tinggal mencari ruqyah youtube. Dan bacaan-bacaan ruqyah pun banyak beredar di internet dalam bentuk Mp3 yang bisa di download lewat ruqyah mp3 download yang tersedia. Namun jangan asal meniru karena banyak cara-cara ruqyah untuk diri sendiri dan cara meruqyah orang lain yang tak dibenarkan. Disini untuk belajar dan tahu bagaimana meruqyah harus benar benar tahu, apakah cara dan bacaan ruqyah yang ditayangkan benar atau tidak. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum meruqyah diri sendiri atau orang lain. Berikut ini tata cara ruqyah yang benar, yaitu:
1. Berwudhu
Tata cara ruqyah yang benar yang pertama dan harus dilakukan adalah berwudhu. Seorang muslim sebelum diruqyah atau meruqyah diharuskan untuk berwudhu agar dalam keadaan suci. Berdoa yang baik yang dilakukan seseorang yaitu dalam keadaan suci dari hadats kecil. Seperti yang kita ketahui keutamaan berwudhu jika dilakukan sebelum berdoa akan lebih cepat terkabulkan.
2. Berdoa
Doa atau Bacaan ruqyah untuk diri sendiri dan meruqyah orang lain yaitu dengan melafadzkan bacaan-bacaan ruqyah yang dibenarkan. Ruqyah yang benar yaitu bacaan yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan kesepakatan para ulama. Bacaan ruqyah juga bisa menggunakan doa doa lain yang jelas maknanya yaitu meminta pertolongan hanya kepada Allah Swt. Oleh karena itu, dalam tata cara ruqyah yang benar tidak dibenarkan bacaan ruqyah didapat dari selain ayat-ayat Alqur’an atau doa doa yang memiliki arti meminta pertolongan selain Allah Swt. Dan tidak diperkenankan doa yang dibacakan tidak boleh berisi kata-kata yang tidak dapat dipahami.
3. Meletakkan Telapak Tangan kanan
Meletakkan telapak tangan pada area penyakit atau bagian tubuh yang sakit termasuk tata cara ruqyah yang benar. jangan menggunakan telapak tangan kiri karena hal tersebut tidak dibenarkan. Cara meruqyah orang lain bisa meletakkan telapak tangan kepala atau pada dahi dan bagian tubuh yang sakit. Hal itu juga berlaku untuk cara meruqyah diri sendiri.
4. Meminta Pertolongan Allah atau Doa
Pengobatan ruqyah Selain itu tata cara ruqyah yang benar dan dianjurkan adalah doa yang ditujukan hanya kepada Allah Swt, bukan kepada selain-Nya. Setiap pelanggaran tersebut akan menyebabkan permintaan itu sebagai suatu perbuatan atau tindakan sihir atau juga syirik, yang mana keduanya merupakan dosa besar.
5. Percaya
Cara meruqyah orang lain yaitu orang yang melakukan ruqyah dan subyeknya harus sama-sama percaya bahwa penyembuhan berasal dan atas ijin Allah Swt. Bukan dari orang yang berdoa dan tidak pula dari doa itu sendiri, itulah sebagian dari tata cara ruqyah yang benar.
6 Tempat Ruqyah
Tata cara ruqyah yang benar selanjutnya yaitu dengan memperhatikan tempat untuk meruqyah. Tidak dibenarkan meruqyah di tempat yang banyak najis di sekitarnya. Sangat baik digunakan untuk tempat ruqyah, antara lain di masjid, mushola atau tempat-tempat yang bersih. Ruqyah bisa dilakukan dimana saja tapi pertimbangkan untuk tempat tersebut baik. Hal itu karena ruqyah merupakan doa dan sebaik-baiknya doa yang dilakukan harus memperhatikan pakaian dan badan dan tempat yang bersih.
7. Kondisi
Ada beberapa kondisi yang penting yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan ruqyah dengan tata cara ruqyah yang benar, yaitu kondisi ini telah diringkas oleh Ibnu Hajar Ra. Adalah sebagai berikut: Ibnu Hajar adalah seorang ilmuwan muslim sunni pada abad pertengahan. Ibnu Hajar menyebutkan, Ada kesepakatan diantara para ulama bahwa tata cara ruqyah yang benar menurut ulama, yaitu:
Dengan kata-kata Allah atau nama dan atribut-Nya
Dengan bahasa Arab atau kalimat-kalimat yang bermakna
Percaya bahwa mereka tidak menimbulkan dampak apa pun, tetapi Allah Swt.
8. Hindari Melakukan Syirik
Tata cara ruqyah yang benar adalah dengan tidak melakukan perbuatan sirik. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Bahwasanya Nabi Saw.bersabda,“Hapuslah penderitaannya, tuhan manusia, dan sembuhkanlah. Engkau adalah penyembuh dan tidak ada penyembuhan kecuali dari Mu, kesembuhan yang tidak akan meninggalkan penyakit apa pun.” Nabi Saw. secara tersirat melarang semua ruqyah sihir. Jabir melaporkan bahwa Nabi Saw. bersabda,“Nasrah ( sebuah mantra sihir dilakukan untuk melawan sihir lain) adalah perbuatan setan.”
9. Hindari Ruqyah Dari Penyihir Atau Peramal
Selanjutnya untuk cara ruqyah yang benar adalah menjauhkan pertolongan melakukan ruqyah dari penyihir dan peramal. Setiap manusia, selayaknya jangan pernah mendatangi dukun untuk meminta pertolongan, baik dia itu dukun benar maupun palsu.
Dengan menghindari dukun dalam meruqyah adalah cara ruqyah yang benar, karena dukun bergantung pada jin dan setan. Mereka melakukan ritual-ritual yang mengandung praktek kekufuran untuk menghasilkan mantra.
Semua mantra mereka termasuk ruqyah, dilarang dan setiap muslim yang berusaha mencari pertolongan mereka telah mendustakan keyakinan terhadap nabi Saw.
10. Hindari Kata-Kata atau Frasa yang Tidak Dapat Dimengerti
Dengan tidak melakukan atau menggunakan kalimat yang tidak dapat dipahami, maka termasuk tata cara ruqyah yang benar. Jika tidak, hal tersebut bisa mengandung syirik, sihir, atau kejahatan lain yang tercakup dalam bentuk dan jenis yang samar.
11. Hindari Menerapkan Ruqyah Pada Situasi Yang Dilarang
Beberapa orang melakukan ruqyah disertai tindakan dan perilaku atau kondisi yang aneh ini bukan termasuk tata cara ruqyah yang benar dan dilarang. Misalnya memilih tempat ruqyah dan melakukannya di area pekuburan atau kamar mandi atau menerapkan pada orang yang najis atau ditutupi najasah (kotoran atau najis yang harus dibersihkan sebelum melakukan doa).
Hal yang seperti diatas atau kegiatan-kegiatan lain yang serupa, selain bukan tata cara ruqyah yang benar, jelas ini bertentangan dengan apa yang telah diajarkan dalam sunnah, dan menunjukkan kecenderungan kejahatan yang harus benar-benar dihindari.
12. Hindari Menggunakan Kata Yang Dilarang
Cara ruqyah yang benar adalah tidak menggunakan kata-kata jahat, seperti memaki, kalimat menyinggung, atau tidak senonoh. Semua itu dilarang, dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Allah Swt. tidak mengizinkan Anda untuk menggunakan obat atau sesuatu yang dilarang.
13. Menjauhkan Mengandalkan Kekuatan Ruqyah.
Orang yang meruqyah atau orang yang yang diruqyah harus menghindari kepercayaan kepada kekuatan ruqyah, mereka hanya boleh menaruh kepercayaan kepada Allah Swt. Bergantung sepenuhnya kepada-Nya, Dan percaya bahwa ruqyah hanyalah media atau alat yang diberikan oleh Allah agar mereka mendapat kesembuhan. Inilah bentuk yang dianjurkan dan merupakan cara ruqyah yang benar.
Demikianlah pembahasan pengertian ruqyah dan tata cara ruqyah yang benar. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang ruqyah bagi pembaca sekalian dan salam sehat!!
Perumnas BKP Blok J No. 51, Bukit Kemiling Permai, Kemiling,
Kota Bandar Lampung, Lampung 35152 [ HP/WA: 0823-1168-5474 ]
📌 Rute/Google Map ke Lokasi:📌
https://maps.google.com/?cid=17805589829172112925
🕘 Waktu : 🕣
Jika tidak ada jadwal keluar InsyaAllah Kami buka layanan terapi ruqyah setiap hari,
dari jam 09.00 sd jam 20.30 WIB
Konfirmasi Sebelum datang Ke Lokasi Melalui HP/WA: 0823-1168-5474(Ust.Giri)
Teknis meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya,
baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah.
Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah.
Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة
“Makanlah minyak zaitun , dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah”.
9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan.
Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180].
Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”. Dan menurut Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, tindakan yang dilakukan sebagian orang saat meruqyah dengan memegangi telapak tangan orang yang sakit atau anggota tubuh tertentu untuk dibacakan kepadanya, (maka) tidak ada dasarnya sama sekali.
10. Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan بِسْمِ الله (Bismillah, 3 kali).
أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”.
Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali.
Atau membaca :
بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا
“Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini”.
Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.
11. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut.
Disebutkan dalam hadits Muhammad bin Hathib Al Jumahi dari ibunya, Ummu Jamil binti Al Jalal, ia berkata: Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untukmu, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata: “Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib”.
Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa:
أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
“Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit”.
Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.
12. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘laihi wa sallam meruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin K’ab , ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukkannya di hadapan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salla,m . Maka aku mendengar Beliau membentenginya (ta’widz) dengan surat Al Fatihah”.
Mencegah Lebih Baik dari Pada Mengobati
Teori ini berlaku umum, baik dalam ilmu medis konvensional maupun ilmu medis nabawi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak mengajarkan kepada umatnya untuk lebih banyak berdzikir, merutinkan dzikir dalam setiap keadaan, terutama setiap pagi dan sore.
Banyak diantara doa dan dzikir pagi-sore yang dijadikan sebab untuk mendapat penjagaan dari Allah dari setiap gangguan makhluk yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
Karena itulah, di dua waktu ini, Allah memotivasi kita untuk kita untuk memperbanyak berdzikir,
Allah perintahkan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu istighfar dan banyak berdzikir setiap pagi dan sore,
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Ghafir: 55).
Allah perintahkan Nabi Zakariya untuk rutin berdzikir setiap pagi dan sore,
وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Perbanyaklah berdzikir menyebut nama Rabmu, dan sucikan Dia setiap sore dan pagi.” (QS. Ali Imran: 41).
Allah juga memuji orang yang rajin dzikir dan berdoa setiap pagi dan petang,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya…” (QS. al-Kahfi: 28).
Semoga Bermanfaat.
Alamat : Griya Ruqyah Al Hanif
Perumnas BKP Blok J No. 51, Bukit Kemiling Permai, Kemiling,
Kota Bandar Lampung, Lampung 35152 [ HP/WA: 0823-1168-5474 ]
📌 Rute/Google Map ke Lokasi:📌
https://maps.google.com/?cid=17805589829172112925
🕘 Waktu : 🕣
Jika tidak ada jadwal keluar InsyaAllah Kami buka layanan terapi ruqyah setiap hari,
dari jam 09.00 sd jam 20.30 WIB
Konfirmasi Sebelum datang Ke Lokasi Melalui HP/WA: 0823-1168-5474(Ust.Giri)
Alamat : Griya Ruqyah Al Hanif
Perumnas BKP Blok J No. 51, Bukit Kemiling Permai, Kemiling,
Kota Bandar Lampung, Lampung 35152 [ HP/WA: 0823-1168-5474 ]
📌 Rute/Google Map ke Lokasi:📌
https://maps.google.com/?cid=17805589829172112925
🕘 Waktu : 🕣
Jika tidak ada jadwal keluar InsyaAllah Kami buka layanan terapi ruqyah setiap hari,
dari jam 09.00 sd jam 20.30 WIB
Konfirmasi Sebelum datang Ke Lokasi Melalui HP/WA: 0823-1168-5474(Ust.Giri)
dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment